Migrasi Lagi

blog ini sudah dimigrasikan ke alamat baru
http://anbhar.net

Anbhar's Blog

↑ Grab this Headline Animator

Wednesday, March 28, 2007

Pemusiran – Nipah Panjang, Kampung Halamanku (Part II)

Nipah Panjang ke Pemusiran
Nipah Panjang dan Pemusiran berada di muara sungai yang langsung berhadapan dengan Laut Cina. Hanya saja, dari Nipah Panjang tidak bisa langsung melihat laut karena terhalang oleh gugusan pulau² kecil. Sementara dari Pemusiran kita bisa langsung melihat laut. Jarak dari Nipah Panjang ke Pemusiran sy tidak tau pasti. Tapi ada beberapa alat tranportasi yang menghubungkan kedua daerah yang merupakan Kecamatan dan desa tsb. Dan semuanya musti melewati sungai. Bisa naik sepeda atau sepeda motor tp musti menyeberang sungai yang cukup lebar. Sungai ini adanya di Desa Pemusiran. Lebarnya sekitar 50-60 meter (gak pernah diukur seh, cuman diperkirakan :d). Klo naik sepeda ±1 jam perjalanan. Itu dulu, waktu jalanannya masih jelek. Kabarnya sekarang jalanannya udah bagus.

Klo naik speedboat ± 30 menit. Trus klo naik kapal bermesin/pompong (di makassar sejenis ketinting) sekitar 1 jam. Nah klo naik speedboat atau pompong ada 2 jalur. Bisa lewat dalam yaitu melalui sungai kecil dan bisa juga lewat luar yaitu melalui laut.

Inilah jalur sungai dan laut yang menghubungkan Kecamatan Nipah Panjang dan Desa Pemusiran

Perjalanan Lewat Dalam
Perjalanan dari Nipah Panjang ke Pemusiran jika menggunakan jalur dalam, kita akan kembali ke arah selatan (arah ke Suak Kandis/Jambi) sampai di ujung selatan wilayah Nipah Panjang dan berbelok ke kanan di sungai kecil yang lebarnya 10-20m. Tidak jauh dari Muara sungai kecil tersebut (masih di wilayah Nipah Panjang), di sepanjang kiri dan kanan sungai akan dapat disaksikan pembuatan perahu, kapal kayu, mulai dari ukuran kecil hingga yang besar secara tradisional.

Jika memilih jalur ini, harus mempertimbangkan keadaan air. Jika keadaan air surut, air sungai akan dangkal dan pengguna jalur ini harus hati-hati jangan sampai kandas. Sungai kecil ini berujung di Sungai Pemusiran, dan untuk mencapai Pemusiran harus kembali menyusuri sungai Pemusiran ke arah utara di mana Desa Pemusiran berada. Menyusuri sungai Pemusiran dapat disaksikan di kiri-kanan rimbun pepohonan dan semak² serta pohon nipah di pinggir sungai yang sepertinya belum terjamah manusia. Kadang juga dijumpai kera yang melompat² di pohon PEDADA (pohon yang banyak di pinggiran sungai). Hampir tidak dijumpai rumah di pinggir sungai sampai berada di sekitar parit 5 (tentang Parit 5 dan parit yang lainnya di postingan berikutnya).

Setelah melihat ada rumah di pinggiran sungai, berarti desa Pemusiran sudah dekat, dan setelah melewati sungai yang agak meliuk di parit 4, dari kejauhan dapat dilihat rumah² penduduk di pinggir sungai. Jika dulunya masih banyak rumah² yang berada di atas sungai dan membelakangi sungai, sekarang sudah berkurang seiring dengan erosi/pengikisan oleh air sungai yang membuat sungai semakin melebar. Jadi sekarang sebagian besar rumah menghadap ke sungai (timur). Sambil menyusuri sungai, dapat disaksikan orang² yang berjalan di jalanan yang terbuat dari papan. Yaahhh. Sebagian besar jalanan di Desa Pemusiran terbuat dari papan yang bahkan sudah berumur belasan tahun.

Pelabuhan di Desa ini lebih dikenal dengan nama Bong, juga terbuat dari kayu. Entah sekarang setelah kebakaran pertengahan 2005 lalu.

Perjalanan Lewat Luar
Perjalanan lewat luar berarti perjalanan melewati pinggiran laut. Dari Nipah Panjang perjalanan dimulai dengan mengarahkan kendaraan ke arah utara. Wilayah Nipah Panjang utara ini (yang lebih dikenal Nipah Panjang I) dikenal sebagai daerah nelayan bugis, karna banyak orang Bugis yang berprofesi sebagai nelayan yang tinggal di daerah ini. Di ujung wilayah Nipah Panjang ini, terdapat kumpulan kelelawar yang dapat diliat bergelantungan dari pinggiran sungai. Kelelawar² ini terbang di sore hari untuk mencari makan ke penjuru desa, bahkan sampai melewati desa Pemusiran.

Selama perjalanan menyusuri pinggiran laut, di sebelah kiri hanya dapat diliat hutan, sementara di sebelah kanan sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Kabarnya pulau ini sudah dilirik investor dari luar negeri untuk dijadikan tempat pengolahan ikan segar.

Setelah benar² berada di laut, pulau di sebelah kanan sudah terlewati dan dari kejauhan dapat dilihat muara sungai Pemusiran dan rumah penduduk. Tapi dari sini pompong atau speedboat tidak boleh langsung potong kompas ke muara sungai Pemusiran. Kenapa? Karena ada hamparan pasir yang melintang di atas laut tersebut yang disebut gusung. Jika air laut pasang tinggi, pompong atau speedboat bahkan kapal motor bisa langsung lewat di atas gusung tersebut. Namun jika air laut tidak terlalu tinggi, sebaiknya mutar sampai ujung gusung tersebut, karna jika nekat melintas di atas gusung tersebut, bisa² kandas. Jika air laut surut, hamparan pasir ini dapat dilihat. Biasanya nelayan sudah hapal kapan bisa melintas di atas gusung dan kapan tidak, serta tau di mana tempat untuk berputar di ujung gusung tersebut.

Jalur yang dilalui ketika akan memasuki muara sungai Pemusiran dari Nipah Panjang

Setelah memasuki wilayah sungai Pemusiran, di tengah² muara sungai dapat disaksikan alat penangkap ikan yang dipasang nelayan yang dikenal dengan nama Togok (seperti yang ada di tengah² sungai Tallo). Di tempat ini dulu sy sering memancing dan sangat banyak ikan karna berada di dekat laut. Sebenarnya desa yang berada di muara sungai ini adalah Desa Teluk Kijing Luar. Namun kabar dari keluarga di Pemusiran mengatakan kalo Teluk Kijing Luar dan Pemusiran sudah dilebur menjadi Desa Pemusiran. Di sekitar muara sungai pula terdapat SPBU tepatnya di seberang desa (berada di sebelah kiri). Selanjutnya tinggal menyusuri sungai sampai ke pelabuhan (Bong) atau tergantung di mana anda ingin turun karna di sepanjang pinggiran sungai bisa menjadi pelabuhan.

Bagaimana dengan kendaraan darat? Walaupun pernah beberapa kali naik sepeda juga naik honda (klo di sini semua sepeda motor disebut Honda termasuk yang merek suzuki, yamaha, dll) bersama teman² sy masih kurang hapal jalurnya. Setidaknyada ada 3 jalur jika menggunakan sepeda atau motor. Dan dari Desa Pemusiran terlebih dahulu harus menyeberangi sungai.

5 Komentar:

Anonymous said...

Nipah Panjang adalah kampung halamanku. Aku tinggal disano sampe taun 90. Dan setelah itu aku belum pernah balik lagi. Aku dengar sebagian pasarnya dan jalan segara hangus terbakar.
Aku orang cina tapi punya banyak kawan org2 bugis dan sering ke kebun mereka minum air kelapo. Juga banyak kawan org2 jawa (laen parit).
Hutan2 nya sangat original (jrg disentuh manusia2) dan aku kadang2 berburu burung.
Hampir setiap hari kalo air pasang aku berenang di batang hari. Sering kena sengat ikan juaro kalo airnya payau.

Sekarang aku tinggal di belahan bumi yg lain dan sudah 10 tahun dan sangat rindu kampung halaman aku (man, i really miss my childhood).

An inspiration becomes reality... said...

hallo, salam kenal..senang nian tau ado wong yang ngepost soal nipah panjang..ini adalah desa tempat dimano aku besak..aku lahir di Jambi tapi sekitar seminggu setelah lahir, mamak aku bawa aku ke Nipah Panjang. aku terakhir tinggal di nipah sekitar tahun 1989, waktu itu aku pindah sekeluarga. aku masih ingat waktu SD aku sekolah di SD Negeri 31, trus SMP negeri 1 sampai kelas duo. trus aku pindah ke jambi waktu naek ke kelas tigo, pindah ke SMP negeri 1 jambi. aku kangen nian samo Nipah Panjang. aku tinggal di jalan Segara, dimano banyak nian toko, aku etnis Cino, tapi kawan aku buanyak nion..dak dari cino bae..mulai dari bugis, melayu, jawo, madura, padang, banjar dll. yang aku suko dari nipah, enak nian buat naek sepeda ke hutan-hutannyo..biak pun banyak nyamuk..nikmat nian..aku tau satu bahasa dari bugis, "joka joka". aku masih ingat, waktu kecil dulu sering nangkap ikan di langgar trus tiduk di langgar..anginnyo sejuk nian..trus berenang di sungai berbak...emang bener..banyak ikan juaronyo...ado ikan seluang jugo..trus waktu itu sering naek kapal ke jambi, kalo dak salah namonyo pulau indah, bungo apo?..ok itu dulu deh..sekarang aku sudah merantau ke negeri om Obama...kapan-kapan mau lagi ke nipah..aku rindu nipah..salam..silakan kontak di email aku di awengdv (at) yahoo.co.id

Anonymous said...

seneng banget bisa baca cerita daeng tentang nipah panjang dan pemusiran. saya juga dari nipah panjang dan lahir dsna, kalo blh tau guru yang tadi daeng ceritakan namanya PAK SUARDY bukan? jadi kangen ama kampung....
mario_bhae@yahoo.com
kontak aja, bagi yang mau cerita tentang nipah panjang

Anonymous said...

hei anbhar...seneng banget baca tulisan ini, sumpah deh! aku anak nipahpanjang loh...tapi ak skrg kerja di medan. ntah kenapa hari ini aku rindu nipahpanjang..so aku search eh ketemu ama blog mu ini, thanks banget akhirnya rinduku terobati. aku dulu sdn 31 nipahpanjang, trus smpn 1 nipahpanjang trus aku smanya di jambi dan kuliah di medan sejak tahun 1995 aku tinggalin nipahpanjang. hmmm kalo boleh tau, kamu dulu sd dan smpnya dinipah juga ya? sd dan smp berapa? oya namaku Desfita Deni Dongoran kalau dulu biaso dipanggil 'Des'. hei aku pengen berbagi cerita, boleh kan? ini emailku & FBku fita_deni@yahoo.com. salam

Anonymous said...

Hei bro,..salam kenal,.aku jugo buda' nipah persisnyo aku lahir di Desa PMD,..11 tahun aku di PMD,..aku sekolah di SD 124/V/PMD,.kelas 6 aku pindah ke Jakarta sampai sekarang,..terakhir aku pulang ke Nipah or PMD tahun 2001,..setelah membaca tulisan Bro Ambhar ini membuat aku teringat tentang tentang masa kecil dulu dan hati ini jadi kangen nian na' bale..cerita ambhar sungguh luar biasa, itu benar adanya, membuat kita seolah olah ada didalamnya...btw,..keluargaku saat ini semua masih ada di PMD,..maklum orang bugis terkenal dengan watak rantaunya,..siap menghilang dan tak pernah harap kembali,..perkenalkan namaku : Alimudin, e-mail : bib_alielegant@yahoo.co.id
kapan - kapan buda' buda' jambi yang dirantau kito reuni yo...